Dusun Bendo adalah salah satu dusun yang ada di Desa Trimurti Kecamatan
Srandakan Kabupaten Bantul DIY. Dusun ini memiliki pesona alam yang indah dan masih
sangat asri. Penduduk dusun ini mayoritas berprofesi sebagai penambang pasir di Kali Progo,
sebuah sungai besar yang terletak dipinggir dusun.
Melihat dari kekhawatiran bahwa sumber daya alam seperti pasir adalah salah satu
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga seiring berjalannya waktu sumber
daya alam tersebut nantinya akan terkeruk habis.
Kekhawatiran ini memunculkan sebuah gagasan untuk menjadikan Dusun Bendo
dengan berbagai pesonanya menjadi desa wisata dengan menonjolkan kearifan lokalnya yang
indah, dengan nama Desa Wisata Bendo Nyawiji. Kata “nyawiji” yang dalam Bahasa jawa
berarti “menjadi satu” adalah sebuah harapan untuk penyatuan dengan rukun dan damai
sehingga tujuan dari dirintisnya desa wisata ini menjadi lancar serta mudah dijankan, karena
pada dasarnya perintisan usaha ini adalah dari rakyat dan untuk rakyat sehingga penyatuan
masyarakat sangatlah penting.
Dusun Bendo juga memiliki aset kekayaan alam yang beragam, sehingga alam dan
kearifan lokal terus dijaga dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dusun. Sehingga nilai
adi luhung terus di terapkan dalam kehidupan, seperti halnya dengan konsep sederhana orang
jawa bahwa hidup harus berdampingan dengan alam dan manusia untuk keberlanjutan hidup
yang lebih manfaat.
Selain pesona alam yang sejuk, asri dan hijau, di dusun ini juga terdapat berbagai
macam usaha daerah yang masih menjunjung tinggi nilai tradisional, seperti usaha pembuatan
mie lethek, kentongan, blankon, jagrak dan masih banyak lainnya. Selain hal tersebut, adanya
Kali Progo yang mengalir deras di pinggir dusun juga menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Dengan berbagai macam pesonanya, kami yakin jika Dusun Bendo bisa menjadi
destinasi desa wisata yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung, sehingga
masyarakat tidak perlu khawatir lagi akan kondisi ekonominya, yang sebelumnya selalu
bergantung pada penambangan pasir.
Destinasi Bendo Nyawiji mulai dirintis pada Oktober 2020 yang bertepatan dengan Hari
Batik Nasional. Berawal dari keprihatinan pada dusun Bendo yang mempunyai pabrik mie
lethek dan di Bendo sendiri tidak ada yang menjual mie lethek dalam bentuk olahan, namun
banyak yang menjual mie lethek dalam bentuk olahan di luar lingkup Dusun Bendo sendiri.
Keprihatinan terhadap alam, karena di Dusun Bendo terdapat penambangan pasir dengan
alat berat dan lama-kelamaan akan merusak ekosistem alam.
Tujuannya di bangun Desa Wisata Bendo Nyawiji adalah untuk mengembalikan
ekosistem alam seperti dulu, dan mengubah pola pikir masyarakat dari penambang menjadi
sektor pariwisata, dengan pertimbangan dengan adanya sektor pariwisata maka tingkat
kesehatan akan lebih kuat. Kemudian di sektor pariwisata masyarakat yang usiannya 50 tahun
sampai 60 tahun masih dapat ikut berpartisipasi dalam sektor pariwisata di Desa Wisata
Bendo Nyawiji.